30 Agustus 2021 | Kegiatan Statistik Lainnya
Sehubungan dengan pelaksanaan
Pemeriksaan Kinerja Pendahuluan atas Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah untuk
Mendorong Kemandirian Fiskal Daerah pada Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan
Aru, pada hari Jumat 20 Agustus 2021 bertempat di Lantai 2 Kantor Bupati, BPS
Kabupaten Kepulauan Aru diundang sebagai Narasumber dalam Diskusi dengan Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Maluku.
Dari BPK yang hadir sebanyak 9
orang dan dipimpin oleh Bpk. Ivan L. Hariandja, sedangkan dari BPS Kabupaten
Kepulauan Aru sebanyak 4 orang yang dipimpin langsung oleh Bpk. Corneles
Bulohlabna selaku Kepala BPS Kabupaten Kepulauan Aru.
Dalam undangan tersebut BPS
Kabupaten Kepulauan Aru diminta untuk menyampaikan data terkait Inflasi Kota
Dobo dari Tahun 2016-2021, faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat
mempengaruhi inflasi daerah, bagaimana koordinasi BPS dengan OPD terkait di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru, serta hambatan dan upaya yang
dilakukan BPS dalam rangka menunjang pengelolaan PAD Pemerintah Kabupaten
Kepulauan Aru.
Memulai pemaparannya, Kepala BPS
Kabupaten Kepulauan Aru memperkenalkan konsep dasar tentang apa itu Indeks
Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi, metodologi penghitungan Inflasi dan dilanjutkan dengan pemaparan angka
Inflasi Kota Dobo Kondisi Juli 2014 - Juni 2017 yang terdiri dari inflasi
bulanan, inflasi tahun kalender, dan inflasi tahun ke tahun. Data Inflasi Kota
Dobo yang tersedia hanya sampai dengan kondisi Juni 2017. Untuk komunikasi
dengan pemerintah daerah terkait Inflasi, BPS Kabupaten Kepulauan Aru selalu
terlibat dan memberikan pencerahan tentang Inflasi apabila diundang dalam kegiatan-kegiatan
pemerintah daerah maupun rapat-rapat dengan Tim Penanggulangan Inflasi Daerah
(TPID) Kabupaten Kepulauan Aru.
Terkait dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi inflasi, Kepala BPS Kabupaten Kepulauan Aru menyampaikan bahwa
sesuai dengan kondisi geografis dan beberapa kebijakan pemerintah pusat yang
dapat mengakibtkan inflasi di daerah yaitu :
1.
Permintaan barang yang tinggi pada hari-hari
besar keagamaan, namun tidak diimbangi dengan persediaan barang di tingkat
pedagang menjadi pemicu terjadi kenaikan harga bahan kebutuhan pokok menjelang
hari-hari besar keagaamaan.
2.
Kenaikan tarif angkutan dalam kota, akibat imbas
dari kenaikan harga BBM.
3.
Selain kenaikan tarif angkutan kota, imbas dari
fluktuasi harga BBM juga berimbas pada naik turunnya harga barang dan jasa. Hal
ini mendorong para pelaku usaha untuk menaikkan harga barang dagangannya untuk
mengantisipasi terjadinya defisit pendapatan karena meningkatnya biaya
produksi. Hal ini sangat terasa pada sektor penyediaan makanan jadi dan
minuman. Para pelaku industri makanan jadi memilih untuk menaikkan harga di
saat harga bahan baku bergejolak untuk mengantisipasi kerugian yang akan
diderita
4.
Adanya kelangkaan sayur-sayuran dikarenakan
menurunnya jumlah panen dari petani akibat musim kemarau, atau intensitas curah
hujan yang cukup tinggi menyebabkan petani gagal panen.
5.
Pada bulan-bulan tertentu terjadi kelangkaan
ikan segar akibat cuaca buruk/bertiupnya angin barat menyebabkan para nelayan
mengurangi aktifitas melaut.
6.
Pada bulan-bulan tertentu terjadi kenaikan yang
cukup signifikan pada kelompok Trasnport, Komunikasi, dan Jasa Keuangan,
khususnya pada sub kelompok transport terjadi kenaikan harga tiket pesawat.
7.
Kebijakan pemerintah terkait kenaikan tarif
tarif dasar listrik, memberikan efek yang cukup besar dalam rantai perekonomian
baik pada skala regional maupun nasional. Imbas kenaikan tarif ini terjadi pada
sektor industri, perdagangan, dan jasa-jasa.
8.
Adanya momentum kegiatan keagamaan. Kota Dobo
menjadi pusat diselenggarakannya kegiatan keagamaan seperti Pesparani dan MTQ dengan
peserta yang berasal dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Maluku. Hal ini
tentu memengaruhi pola permintaan barang dan jasa di Kota Dobo. Momentum
kegiatan keagamaan mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi barang dan jasa
lebih banyak dibandingkan pada hari-hari biasa. Selain itu, faktor wisatawan
yang mengikuti perayaan agama tersebut juga mendorong meningkatnya permintaan
barang dan jasa.
9.
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (Premium,
Solar) sangat berpengaruh pada perekonomian masyarakat khususnya pada bidang
jasa transportasi.
10.
Sebagian besar kebutuhan bahan makanan dan non
makanan di Kota Dobo dipasok dari luar wilayah. Harga-harga barang dan jasa
sangat dipengaruhi dari intensitas angkutan laut dari dan ke Kota Dobo. Pada
bulan-bulan tertentu imbas dari tidak normalnya transportasi laut mendorong
para pelaku usaha untuk menaikkan harga barang dagangannya untuk menutupi
defisit pendapatan karena meningkatnya biaya produksi.
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan AruJl. Pemda I
Dobo Telp (0917) 21696
Mailbox : bps8105@bps.go.id